Budidaya Kemiri Sunan

Diposting pada
Rate this post

Budidaya Kemiri Sunan – Perawatan, Bibit, Analisa, Stek, Gambar – Habitus tanaman kemiri sunan berupa pohon dengan bentuk kanopi memayung yang terkadang juga silindris, tinggi pohon dapat mencapai 15-20 m dengan diameter batang dapat mencapai > 40 cm, dan sistem perakarannya dalam (Heyne, 1987). Sistem percabangan pada kemiri sunan adalah khas, bercabang tiga atau lebih secara lateral (Herman dan Pranowo, 2009). Daun tumbuh pada setiap ranting berjumlah 13-21 helai daun. Pada saat musim pembungaan, biasanya terjadi di akhir musim hujan, titik tumbuh berkembang menghasilkan rangkaian bunga berbentuk tandan. Daun-daun menguning yang kemudian berguguran merupakan tanda adanya mulai musim pembungaan pada tanaman kemiri sunan.


Cara Budidaya Kemiri Sunan

Cara Budidaya Kemiri Sunan

Syarat Tumbuh

  • Iklim

Kemiri sunan dapat tumbuh baik hingga ketinggian 1.000 m di atas permukaaan laut. Namun demikian produksi biji yang optimum dengan rendemen minyak yang tinggi diperoleh sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Kemiri sunan tumbuh di daerah-daerah yang beriklim agak kering sampai basah dengan curah hujan 1.500–2.500 mm per tahun, suhu udara 240–300C, kelembaban udara 71-88% dan lama penyinaran lebih dari 2.000 jam/tahun. Kemiri sunan menghendaki iklim dengan curah hujan yang cukup tinggi, bulan kering (3-4 bulan) dan tegas. Kemiri sunan tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang mempunyai curah hujan tahunan terendah sebesar 2.681 mm di daerah Garut dan tertinggi sebesar 4.172 di daerah Majalengka (Supriadi et al., 2009).


  • Tanah

Kemiri sunan menghendaki solum tanah yang agak dalam (> 0,5 m), tekstur tanah lempung sampai lempung berpasir, kedalaman air tanah > 1 m, dan drainase baik. Kemiri sunan dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah berkapur, podsolik, latosol, regosol, dan aluvial. Kemiri sunan akan berproduksi baik pada pH yang masam sampai netral dengan solum tanah yang tebal sampai agak tebal asalkan drainasenya baik. Daerah penyebaran kemiri sunan di Jawa barat, tumbuh dan berproduksi dengan baik pada tanah-tanah Latosol, Podzolik, dan Andosol (Supriadi, et al., 2009).


  • Penyediaan Bahan Tanam

Kemiri sunan merupakan tanaman tahunan berumur panjang sehingga dalam perakitan bahan tanaman yang memiliki keunggulan dalam hal produktivitas, mutu hasil, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit dll, diperlukan strategi khusus. Strategi pemuliaan kemiri sunan ditempuh, mengikuti proses pemuliaan tanaman tahunan pada umumnya yaitu melalui dua strategi, jangka pendek dan jangka panjang.


Penyediaan bahan tanam dalam jangka pendek ditempuh melalui tahapan seleksi dan penetapan blok penghasil tinggi (BPT), seleksi dan penetapan pohon terpilih (PT), kemudian dibangun kebun induk dengan sumber benih dari pohon terpilih yang berasal dari BPT. Perbanyakan bahan tanam dari pohon terpilih dilakukan melalui metode vegetatif seperti grafting untuk menjamin kepastian bahan tanam yang sama secara genetik dengan pohon induknya. Perbanyakan bahan tanam yang berasal dari biji hanya dapat dilakukan untuk penyediaan bahan tanam sebagai batang bawah (rootstock). Perbanyakan bahan tanam selanjutnya dapat dilakukan dengan biji dari kebun induk.


Hingga saat ini telah ditetapkan 9 BPT yaitu 7 blok di Kabupaten Majalengka dan 2 blok di Kabupaten Garut. Blok- blok penghasil tinggi tersebut telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat pada tanggal 5 April 2010 dengan Nomor: 525/540/BP2MB/2010 dan Nomor : 525/541/BP2MB/2010. Contoh Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan Pohon Terpilih (PT) kemiri sunan di Kabupaten Garut Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 9.


Penyediaan bahan tanam dalam jangka panjang dilakukan melalui tahapan explorasi sumber-sumber genetik baik dari dalam maupun luar negeri untuk memperoleh keragaman genetik yang tinggi. Plasma nutfah dengan keragaman genetik yang memadai merupakan syarat penting bagi keberhasilan program pemuliaan suatu tanaman, termasuk kemiri sunan. Keragaman genetik yang luas akan memberikan hasil pemuliaan yang berkelanjutan dan selalu tanggap terhadap perubahan lingkungan, penyakit dan tren ekonomi (Simmonds, 1984). Sebaliknya, keragaman genetik yang sempit akan mengakibatkan kemajuan seleksi lambat dan meningkatkan resiko terjadinya krisis akibat serangan hama dan penyakit (Smith dan Duvick, 1988).


Koleksi plasma nutfah kemiri sunan di Indonesia mulai dilakukan sejak tahun 1927 (Hamid, 1991). Koleksi plasma nutfah yang ada selanjutnya dilakukan karakterisasi terhadap semua karakter baik morfologi maupun genetiknya. Sifat-sifat baik maupun yang tidak baik kemudian dievaluasi dan diseleksi untuk mendapatkan bahan tanam sesuai dengan yang diharapkan.


Pada tahap awal seleksi dilakukan terhadap sifat produksi tinggi disusul kemudian dengan sifat lainnya seperti mutu hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit dll. Bahan tanam hasil evaluasi kemudian diadaptasikan pada berbagai agroekosistem untuk memperoleh informasi yang lengkap kesesuaiannya pada agroekosistem setempat. Bahan tanam yang dihasilkan setelah melalui tahapan tersebut akan diperoleh varietas unggul yang memiliki keunikan dan keseragaman dalam produktivitas, mutu, ketahan terhadap hama dan penyakit dll.


Berdasarkan analisis DNA yang telah dilakukan, setidaknya terdapat dua varietas yang memiliki sifat genetik yang berbeda yaitu aksesi yang berasal dari populasi Banyuresmi di Kabupaten Garut dan Populasi Jum’at dari Kabupaten Majalengka. Keduanya telah dilepas sebagai varietas unggul yang diberi nama Kemiri Sunan-1 dan Kemiri Sunan-2 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4000/Kpts/SR.120/9/2011 dan Nomor 4044/Kpts/ SR.120/9/2011. Kedua varietas tersebut memiliki keunggulan dalam hal rendemen minyak, produksi biji/ph/th, bobot kernel/butir, dan kesesuaian agroklimat untuk pengembangannya.


Kemiri sunan cenderung melakukan perkawinan silang, oleh karena itu bibit yang baik untuk kebun induk harus berasal dari perbanyakan secara vegetatif. Sampai saat ini, perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif yang paling efisien dan efektif adalah secara grafting. Bibit grafting adalah bibit hasil sambungan antara batang bawah yang berasal dari biji (rootstock) dengan batang atas (entres) yang berasal dari varietas unggul. Bibit hasil grafting dijamin memiliki karakter yang sama dengan induknya (Luntungan et al., 2009). Hasil observasi yang dilakukan oleh Pranowo dan Rusli (2012) terhadap penampilan agronomi bahan tanaman asal grafting dan biji memperlihatkan tinggi tanaman asal grafting lebih rendah tetapi dengan lingkaran batang yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman asal biji.


Ukuran daunnya lebih kecil tetapi dengan jumlah yang lebih banyak serta indeks luas daun yang lebih tinggi. Rai (2004) mengemukakan bahwa tanaman yang berasal dari sambungan (grafting), pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan tanaman asal biji, tetapi mulai berbunga lebih cepat. Wudianti (2002) mengatakan bahwa keuntungan tanaman asal grafting antara lain, dapat memperoleh tanaman yang lebih kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah marginal, dapat merehabilitasi tanaman asalan dengan batang atas dari varietas unggul dan dapat memperoleh pohon dengan kelurusan yang lebih baik. Keuntungan lain dari tanaman yang lebih pendek memberikan kemudahan dalam pemeliharaan tanaman terutama pengendalian hama dan penyakit dan pemungutan hasil.


  • Persemaian dan Pembenihan

Persemaian kemiri sunan bertujuan untuk mengecambahkan dan menumbuhkan benih yang masih berbentuk biji. Lamanya perkecambahan diperlukan waktu 2-4 minggu. Pembenihan dilakukan untuk menumbuhkan benih yang baru berkecambah di dalam media tanah dalam polybag. Beberapa syarat yang harus dipenuhi didalam menentukan lokasi persemaian dan pembenihan kemiri sunan yang baik mutunya adalah: (1) topografi relatif datar, dekat dengan akses jalan, berdrainase baik dan bebas dari kemungkinan banjir, (2) tersedia dan atau dekat dengan sumber air yang baik dan cukup yang dilengkapi dengan instalasinya, (3) aman dari gangguan binatang ternak atau binatang lainnya, (4) areal terbuka dan bebas dari naungan.


Jika polybag yang digunakan berukuran 20×30 cm dan disusun dengan jarak antar as polybag ±24 cm segi-empat maka kepadatan populasinya 16 polybag/m2. Dalam 1 ha areal pembenihan, lahan efektif yang dapat digunakan untuk polybag seluas 8.000 m2 atau 80% dari total luas areal, sisanya seluas 2.000 m2 atau 20% digunakan untuk jalan kontrol maupun parit drainase, sehingga dalam 1 ha dapat menampung benih sebanyak ± 128.000 polybag untuk pembenihan.


  • Penyiapan Batang Bawah (Roostock) Persemaian

Persemaian benih kemiri sunan dimulai dari pengecambahan biji. Biji yang berasal dari pohon terpilih (PT) dalam blok penghasil tinggi (BPT) disiapkan sebagai calon batang bawah (rootstock). Pohon induk dipilih dari pohon dengan sistem perakaran yang dalam, batang kekar dan besar, serta mahkota daun yang lebar dan rindang. Biji untuk benih beratnya > 6 g/biji, matang fisiologis, kulit biji berwarna coklat kehitaman mengkilat, tidak rusak atau retak, tidak terserang oleh hama dan penyakit, dan tidak bercampur dengan biji dari sumber lain. Apabila biji melalui proses pengeringan, kadar air biji maskimum 7%.


Teknik Pengecambahan dilakukan dengan urutan: (1) Penyiapan media kecambah berupa tanah top soil yang dicampur rata dengan sekam padi atau pasir atau serbuk gergaji. Media dari tanah sebaiknya diayak memakai saringan 1,0×1,0 cm untuk mencegah masuknya gumpalan-gumpalan tanah, serta bersih dari sampah dan sisa perakaran lainnya. Mwdia kecambah harus bebas dari jamur atau sumber penyakit lainnya; (2) Media kemudian dimasukkan dalam bak pengecambahan (seedbed) berukuran lebar 30 cm, panjang 60 cm, dan tinggi 15 cm ); (3) Benih (biji) direndam dalam air selama 24 jam.


Benih yang tenggelam kemudian dikecambahkan dalam seedbed (bak pengecambahan), sedangkan benih yang masih mengapung dilakukan perendaman lanjutan selama 4 jam. Benih yang masih mengapung setelah perendaman ulang > 4 jam adalah benih afkir. Untuk menghindari tumbuhnya jamur, air perendaman dapat diberi fungisida 0,2%; (4) Benih ditanam dengan cara membenamkan biji yang telah berkecambah dimana arah radikula (calon akar) menghadap ke bawah, sedalam 1 cm dengan jarak 3×3 cm, sehingga dalam 1 seedbed terdapat 200 biji; (5) Setelah biji ditata didalam seedbed segera ditutup dengan mulsa atau tanah halus dan ditempatkan di tempat terbuka yang aman dari gangguan hewan.


  • Pemeliharaan dan seleksi kecambah

Kecambah yang telah ditanam dalam media di seedbad sesegera mungkin dilakukan penyiraman secukupnya hingga semua media dan biji menjadi basah, tetapi harus dihindarkan jangan sampai air sisa siraman menggenang. Untuk pemeliharaan selanjutnya dilakukan penyiraman secara rutin untuk menjaga seedbed dalam keadaan lembab.


Seleksi kecambah dilakukan sebelum pemindahan kecambah ke polybag. Semua benih afkir dari seedbed dimusnahkan. Adapun ciiri fisik benih yang diafkir adalah: (1) Radicula berputar dan sudah tumbuh terlalu panjang, (2) Radicula tidak tumbuh sempurna, kerdil dan kecil, (3) Bentuk radicula tidak normal atau rusak, (4) Kecambah terserang oleh penyakit sehingga radicula membusuk dan bercak-bercak berjamur.


Pembenihan

Pemindahan kecambah ke polybag dilakukan segera setelah biji pecah di seedbed seperti pada Gambar 12a. Hindarkan pemindahan kecambah dengan akar yang terlalu panjang (Gambar 12b). Pemindahan kecambah yang terlambat akan mengakibatkan kerusakan akar kecambah sehingga benih tidak tumbuh dengan normal.


Gambar 12. Kecambah Normal (a), kecambah afkir (b) Polybag yang digunakan berukuran tebal 0,15 mm, lebar 20 cm, dan panjang 25 cm, berwarna hitam dengan empat baris lubang perforasi berjarak 5 cm. Letak lubang dimulai dari tengah polybag bagian bawah. Polybag yang digunkan sebaiknya yang telah dilipat bagian bawahnya dengan tujuan agar setelah diisi media, polybag dapat berdiri tegak.


Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya diayak terlebih dahulu memakai ayakan dengan ukuran lubang 1,0 cm x 1,0 cm untuk mencegah masuknya gumpalan- gumpalan tanah serta bersih dari bebatuan dan sisa-sisa perakaran. Media tanam yang digunakan menggunakan media campuran top soil, pupuk kandang, dan pasir atau sekam dengaan perbandingan volume 1:1:1.


Pembenihan yang dilakukan pada musim penghujan, menggunakan media campuran tanah, pasir atau sekam padi dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Apabila pembenihan dilakukan pada musim kemarau, komposisi media tanam yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Pengisian media ke polybag dituntaskan terlebih dahulu sebelum pemindahan kecambah. Polybag disusun dalam bedengan seperti contoh pada Gambar 13. Media dalam polybag disiram dengan air setiap hari untuk mendapatkan kepadatan tanah yang stabil sebelum penanaman kecambah.


Gambar 13. Penataan polybag pada bedengan Penyiraman media dalam polybag juga dilakukan sampai sampai jenuh (ditandai dengan air yang mulai menetes dari lubang perforasi bagian bawah) beberapa saat sebelum penanaman kecambah. Kecambah yang telah lolos seleksi direndam dalam larutan fungisida kemudian ditanam dalam media dengan posisi calon akar (radicula) atau bagian biji yang retak menghadap ke bawah. Penanaman kecambah dilakukan sedalam ± 2 cm di bawah permukaan tanah dan dihindari penanaman kecambah yang terlalu dalam atau terbalik (Gambar 14).


Kecambah yang telah tertanam disiram kembali dengan air secukupnya. Setiap bedengan sebaiknya diberi label yang berisi: tanggal tanam, jumlah benih, asal benih, tanggal rencana seleksi dan tanggal rencana benih siap grafting. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari sampai media tanam didalam polybag benar-benar basahbtetapi harus diperhatikan tidak sampai terjadi genangan air di dalam polybag.


Bila malam hari terdapat curah hujan yang cukup, tidak perlu dilakukan penyiraman pada pagi harinya dan penyiraman sore harinya tergantung pada kelembaban tanah di polybag. Bila pagi hari terdapat curah hujan yang cukup, maka tidak perlu penyiraman pada pagi maupun sore harinya. Bila terdapat genangan air yang bertahan di polybag akibat curah hujan yang terlalu tinggi, maka dibuat tambahan lubang pada polybag dengan cara menusuknya menggunakan paku berdiameter 5 mm.


Perawatan lainya yang perlu dilakukan adalah penyiangan gulma baik di dalam maupun di luar polybag, pengendalian hama dan penyakit dengan menyemprotkan larutan fungisida dan insektisida 0,02%, dan pemupukan.  Seleksi benih dilakukan mulai umur 2 bulan setelah penanaman kecambah di polybag sampai benih siap grafting, sekitar umur 12 minggu (Gambar 15). Seleksi harus dilakukan secara ketat dengan tujuan memastikan bahwa setiap benih yang ditanam adalah benih yang sehat sesuai standar mutu benih yang telah ditetapkan.


  • Penyiapan batang atas (entres)

Entres yang baik berasal dari varietas unggul yang telah diketahui sifat genetiknya yaitu yang produksinya tinggi dan rendemen minyak yang baik. Hingga saat ini telah dilepas varietas unggul lokal yaitu kemiri sunan-1 dan kemiri sunan-2.


Calon entres adalah cabang ranting yang telah berkayu dan daunnya dalam fase pertumbuhan vegetatif optimal yang ditandai dengan warna daun yang hijau dan lebat serta mata tunas dalam keadaan tidur, terletak pada ujung ranting yang mendapat sinar matahari langsung. Calon entres yang baik adalah yang memiliki diameter batang 7-10 mm, ujung batang berwarna hijau segar, sedangkan pangkalnya berwarna coklat. Panjang entres minimal 15 cm, dimana sepertiganya berwarna hijau segar (Gambar 16).


Pengambilan entres dilakukan dengan cara memotong pucuk dengan pisau yang tajam dan steril kemudian dikumpulkan pada tempat yang bersih beralas karung goni atau karton di tempat teduh. Semua daunnya mulai dari pangkal hingga ujung pelepah daun dipotong. Entres yang telah terkumpul dikemas menggunakan pembungkus yang lembab seperti gedebok pisang atau karung goni yang dibasahi, kemudian dimasukan ke dalam kotak (stereoform) yang telah diberi ventilasi. Apabila jarak tempuh pengiriman ke tempat melakukan grafting lebih dari 6 jam maka pengemasan dapat menggunakan ice box.


  • Pelaksanaan Grafting

Tujuan pembenihan kemiri sunan secara grafting adalah untuk memperoleh benih unggul yang sama potensi genetiknya dengan pohon induk sumber entresnya dan umur mulai berbuahnya lebih cepat dibanding dengan benih yang berasal dari biji. Benih batang bawah yang siap digrafting (umur benih 3 bulan setelah kecambah) diberi naungan paranet. Paranet yang digunakan dengan tingkat pelolosan sinar matahari sampai 35% (paranet 65%). Apabila curah hujan cukup tinggi sehingga menyebabkan genangan, maka diperlukan tambahan pelindung dari plastik transparan yang dipasang di atas paranet untuk mengurangi air yang masuk ke polybag.


  • Teknik Penyambungan (grafting) batang bawah (rootstock) dan batang atas (entres)

Proses penyambungan dilakukan ditempat yang telah diberi naungan terbuat dari paranet 65 % (cahaya yang masuk 35%). Untuk menghasilkan benih grafting yang baik, maka diameter batang atas dan batang bawah sama besar berkisar antara 7 – 10 mm. Calon batang bawah (rootstock) dipotong dan ujung potongan disayat menggunakan pisau yang tajam dan steril menyerupai huruf “V”, sedangkan sayatan pada batang atas (entres) menyerupai huruf “٨”. Agar sambungannya baik, ukuran sayatan keduanya diusahakan sama besar.


Sambungan batang atas dengan batang bawah dilakukan secara tepat dan serasi, kemudian sambungannya diikat dengan plastik transparan sedemikian rupa agar air tidak masuk pada sayatan sambungan dan kuat agar sambungan tidak goyang dan tidak mudah lepas, kemudian ditutup/disungkup menggunakan kantong plastik transparan.


  • Pemeliharaan benih grafting

Benih kemiri sunan hasil grafting disusun di bawah naungan paranet sampai tumbuh tunas daun baru (Gambar 18). Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari sampai media tanam didalam polybag benar-benar basah tetapi tidak sampai terjadi genangan. Bila pada malam hari terdapat curah hujan yang cukup, tidak perlu dilakukan penyiraman pada pagi harinya dan penyiraman sore harinya tergantung pada kelembaban tanah di polybag. Bila di pagi hari terdapat curah hujan yang cukup, maka tidak perlu penyiraman pada pagi maupun sore harinya. Bila terdapat genangan air yang bertahan di polybag akibat curah hujan yang terlalu tinggi, maka dibuat tambahan lubang pada polybag dengan cara menusuknya menggunakan paku berdiameter 5 mm.


Tunas air (wiwil) yang tumbuh di bawah sambungan perlu dipangkas menggunakan gunting stek atau pisau cutter dan bekas lukanya diolesi pestisida atau cat untuk mencegah infeksi penyakit patogen. Bunga yang tumbuh pada titik tumbuh selama dalam pembenihan harus dibuang setelah keluar daun muda. Pengendalian gulma di dalam dan di luar polybag dilakukan secara manual dan tidak dianjurkan menggunakan herbisida. Pemupukan dilakukan mulai pada pada umur 4 minggu setelah digrafting dengan jenis dan takaran pupuk seperti pada tabel 7.


  • Seleksi benih grafting

Tujuan seleksi adalah untuk memperoleh benih grafting dengan pertumbuhan yang optimal dan sambungan yang sempurna. Seleksi dilakukan pada saat benih berumur 3 bulan setelah penyambungan. Benih hasil grafting yang tidak memenuhi syarat disingkirkan dan ditata di tempat berbeda. Beberapa ciri fisik benih grafting yang diafkir adalah:


  1. Daun tidak tumbuh sempurna, kerdil dan kecil;
  2. Daun menggulung yaitu helaian daun benih menggulung tidak membuka secara normal;
  3. Benih kerdil yaitu benih dengan pertumbuhan vegetatifnya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
  4. Benih dengan serangan penyakit berat yang dicirikan oleh batang dan daunnya bercak-bercak berjamur, biasanya berwarna putih seperti embun.

Benih grafting yang sambungannya tidak sempurna sehingga entresnya mati, tetapi batang bawahnya masih segar dan sehat dapat disambung kembali dengan entres yang baru di tempat terpisah. Sedangkan benih afkir yang termasuk ciri-ciri benih afkir di atas diangkat dan disingkirkan dari bedengan dan dimusnahkan.


Penyiapan Lahan dan Penanaman

  • Pembukaan Lahan

Kegiatan pembukaan lahan untuk perkebunan kemiri sunan dapat dilakukan dengan cara semi mekanis tanpa pembakaran. Teknik pembukaan lahan dilaksanakan dengan mengacu kepada Surat Keputusan Dirjen Perkebunan No. 38/KB/110/SK/BJ.BUN/05.95, tentang Petunjuk Teknis Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran untuk Pengembangan Perkebunan. Tahapan kegiatan pada pembukaan lahan meliputi: (1) Mengimas (merintis) dan menumbang, (2) Mencincang batang dan rumput, (3) Penebangan pohon, (4) Pembersihan areal yang telah dibuka, dan (5) Penataan afdeling dan blok kebun.


Tiga bulan sebelum pembukaan hutan dilakukan pembuatan rintisan dengan disertai pengukuran dan pemetaan disusul dengan pembuatan jalan utama dan jalan blok. Pembagian tersebut sangat berguna untuk menentukan ancak penebangan hutan dan pengawasan pekerjaan. Pelaksanaan pembukaan hutan dilakukan pada musim kering.

Setelah jalan blok selesai diukur dan dibuat, maka langkah selanjutnya melakukan pengimasan untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya, pohon-pohon kayu yang berdiameter 10 cm ditebas, sedangkan yang berdiameter lebih besar 10 cm ditebang dengan kapak atau chain saw.


Setelah pengimasan selesai selanjutnya dilakukan penebangan dengan chain saw, tapi untuk mempercepat pekerjaan penumbangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat (buldozer) pada areal yang memungkinkan dimasuki oleh alat berat. Selanjutnya batang primer dipotong-potong dengan chain saw. Adapun tinggi penebangan pohon adalah: (a) Diameter 10 cm, dipotong rata dengan permukaan tanah, (b) Diameter 11-20 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 30 cm, (c) Diameter 21-30 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 60 cm, (d) Diameter 31-75 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 90 cm, (e) Diameter 75-150 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 150 cm.


Setelah penumbangan batang, maka dahan dan ranting dipotong dengan panjang maksimum 5 m, kemudian ditumpuk menurut barisan yang teratur. Kayu gelondongan yang berguna bisa dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan seperti pembuatan gorong-gorong, bahan baku perumahan karyawan dan pada umumnya banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk bahan bakar dan keperluan yang lain.


Sisa gelondongan kayu yang tidak terpakai selanjutnya di tumpuk dan diatur memanjang dari utara ke selatan agar mudah dikontrol. Jarak tumpukan antara 32-33 meter atau 15-16 meter sehingga dalam satu hektar akan diperoleh 3-6 tumpukan. Diharapkan tumpukan kering setelah 2-3 bulan dapat dirambati oleh tanaman penutup tanah (LCC) dan tinggi tumpukan tidak lebih dari 100 cm.


Tahap akhir dari persiapan lahan adalah penghancuran sisa-sisa cabang dan ranting dengan memakai traktor yang dilengkapi dengan garu dan rotary blade, apabila tidak mungkin dengan traktor dapat menggunakan buldozer atau exavator, sedangkan sisa kayu yang tidak dapat hancur ditumpuk.

Tahap pembukaan dan pematangan lahan ini, vegetasi dibersihkan sehingga vegetasi (flora darat) pada sekitar kegiatan akan hilang. Kegiatan ini akan mengubah kondisi lahan yang semula sebagian besar merupakan areal hutan menjadi areal terbuka.


Pada lahan yang mempunyai lereng > 15% harus dilakukan pembuatan teras sambung mengikuti garis kontur. Kegiatan ini dilakukan langsung setelah pekerjaan pembukaan lahan dikerjakan. Usaha ini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dan pengelolaan air permukaan, dilakukan dengan pembangunan berteras pada areal yang bergelombang, serta pengolahan lahan secukupnya dengan maksud agar mendapatkan struktur tanah yang lebih gembur, dengan demikian perbandingan antara udara dan air yang terkandung akan menjadi lebih baik. Perencanaan kebun untuk setiap luasan harus direncanakan sebaik mungkin. Pada perkebunan besar, luasan kebun biasanya setiap 5-6 ribu ha, dibagi menjadi 120 blok kebun. Tinggi atau panjang dari tiang pancang minimum 150 cm yang berada di atas permukaan tanah dan minimum 30 cm yang dibenamkan ke dalam tanah.


Sistem jaringan jalan dan batas blok ini dipergunakan untuk menunjang dan menjamin kelancaran pengangkutan, baik bahan-bahan keperluan tanaman kemiri sunan terutama untuk pengumpulan dan pengangkutan hasil buah kemiri sunan ke pabrik pengolahan. Batas-batas yang sekaligus merupakan jalan-jalan produksi, direncanakan masing-masing selebar 8 m dan panjang 10 m untuk jalan utama dan 20 m/ha untuk jalan panen. Pembuatan jalan ini dilakukan secara mekanis.


  • Jarak tanam dan pembuatan teras individu

Untuk mendapatkan sinar matahari dan ruang tumbuh yang optimal dan seragam bagi setiap tanaman, maka penanaman dilakukan dengan jarak tanam yang teratur. Jarak tanam yang digunakan adalah jarak tanam bentuk segitiga sama sisi dengan jarak 8 m x 8 m x 8 m atau 8 x 8 m bujur sangkar, dengan demikian tiap hektar akan terdapat sekitar 156-177 pohon. Untuk areal dengan kemiringan lahan >15%, lahan pertanaman disiapkan dengan membuat tapak kuda (Gambar 19) atau teras bangku yang mengikuti kontur (Gambar 20), yang selanjutnya pada tapak kuda atau teras tersebut digunakan sebagai areal tanam. Jarak tanam pada teras disesuaikan dengan jarak tanam yang digunakan.


Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan untuk memberikan kesempatan tanah memperbaiki sifat fisik dan kimia yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Pengolahan tanah cukup dilakukan setempat (minimum tillage) pada lokasi dimana kemiri sunan akan ditanam, khusunya pada tanah- tanah yang relatif mengandung pasir (Adiwigarda et al., 1996). Pengolahan tanah secara total hanya diperlukan apabila akan dilakukan penanaman tanaman sela sebagai bagian dari pemanfaatan dan optimalisasi penggunaan lahan untuk menambah pendapatan atau produktivitas lahan. Pengolahan tanah pada lahan miring harus dilakukan mengikuti garis kontur untuk memperbesar kapasitas tanah menyerap air agar tidak terjadi aliran permukaan yang berlebihan saat hujan sehingga erosi tanah dapat diminimalisir.


  • Pengajiran dan Pembuatan Lubang Tanam

Hal pertama sebelum membuat lubang tanam adalah harus ditetapkan sistem jarak tanam dan kerapatan tanam yang akan dipakai. Kemiri sunan memerlukan jarak tanam lebih dari 7 m untuk menyesuaikan dengan habitus tanaman dan memberikan seluas-luasnya setiap individu tanaman menerima cahaya matahari. Sistem tanam akan menentukan populasi tanaman per satuan luas lahan.


Pada jarak tanam 8 m x 8 m x 8 m segitiga sama sisi akan terdapat 177 pohon/ha, sedangkan dengan sistem bujur sangkar akan terdapat 156 tanaman. Setelah ditetapkannya jarak tanam dan kerapatan tanam, maka berikutnya dilakukan pengajiran. Posisi pengajiran adalah posisi lubang tanam dengan jarak tertentu dari pemancang.

Barisan ajir adalah dari utara ke selatan dan tegak lurus terhadap jalan sekunder. Pada jarak tanaman 8 m x 8 m segi tiga sama sisi maka jarak antar barisan adalah 6,9 m dan posisi ajir lurus dipandang dari 5 sudut pandang (mata lima).


Pembuatan lubang tanam dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam, dengan ukuran lubang tanaman 0,60 m x 0,60 m (atas), 0,40 m x 0,40 m (bawah) dengan kedalaman 0,60 m (Gambar 21). Di sekeliling lubang tanam harus bersih dari kayu-kayu atau tanaman pengganggu. Pada waktu penggalian lubang tanam, tanah top soil sedalam 0-30 cm dipisahkan dari tanah lapisan bawah (subsoil) dengan cara meletakkan lapisan tanah atas di sebelah kiri lubang penggalian dan lapisan sub soil di sebelah kanan lubang. Sebelum benih kemiri sunan ditanam, lubang tersebut terlebih dahulu diberi pupuk dasar berupa 2 kg pupuk organik dan 500 g pupuk SP36 per lubang tanam, kemudian ditimbun tanah top soil.


Penanaman

Penanaman benih kemiri sunan dilakukan pada permulaan musim penghujan. Sebelum ditanam, polibag pembungkus media pembenihan dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya benih beserta medianya dimasukkan ke dalam lubang tanam yang telah dipersiapkan dengan posisi leher akar tepat sejajar dengan permukaan tanah. Selanjutnya tanah dikembalikan ke dalam lubang tanam dengan lapisan top soil dimasukkan terlebih dahulu, kemudian ditutup dengan lapisan subsoil pada permukaan lubang tanam. Waktu penanaman dilakukan pada saat tanah dalam keadaan lembab, agar perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik setelah penanaman. Disarankan penanaman dilakukan pada saat awal musim hujan (Oktober-Desember).


Tehnik menyayat kantong plastik yaitu pada saat akan menanam, dasar kantong dipotong di tengah dengan memiringkan kantong (polybag). Kemudian dimasukkan ke dalam lubang tanam dan benih ditempatkan pada posisi yang tepat, kemudian kedua sisi kantong disayat membujur dari bawah ke atas sejalan dengan pemotongan dasar kantong dan tarik keluar pelan-pelan sehingga seluruhnya keluar dari lubang tanam. Benih ditanam hingga leher akar (root collar) sehingga rata dengan permukaan tanah.


Kemudian tanah dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan lapisan top soil dimasukkan terlebih dahulu yang selanjutnya ditutup dengan tanah subsoil di atasnya. Sesudah penanaman dilakukan, tanah di sekitar batang dipadatkan dan diratakan di sekeliling batang (piringan batang). Selesai penanaman, polybag yang sudah dilepas diletakkan di atas pancang untuk tujuan pengawasan.


Konsolidasi dilakukan setelah 3–4 hari, untuk mengkonsolidasi penanaman yang kurang baik. Tanaman yang miring diperbaiki dan tanah sekitar dipadatkan sehingga posisi tanaman benar-benar tegak. Penanaman yang terlalu dalam diperbaiki dengan mengorek tanah sekitar pokok sehingga leher akan rata dengan permukaan tanah. Tanah yang terkikis di sekitar batang, dibumbun lagi dan dipadatkan.


Pemeliharaan Tanaman

  • Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM)

Pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan (TBM) ini tidak hanya dilakukan terhadap tanaman kemiri sunan saja tapi juga termasuk tanahnya, kegiatan tersebut meliputi:

  • Penyulaman

Tanaman kemiri sunan yang mati segera diganti dengan tanaman yang baru, demikian pula yang rusak atau pertumbuhannya kurang baik. Penyulaman dapat dilakukan pada awal musim hujan dan mempergunakan tanaman kemiri sunan yang berumur sama atau hampir sama dengan tanaman kemiri sunan yang disulam. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan di lapangan.


  • Pemberantasan tumbuhan pengganggu atau gulma

Pemberantasan gulma merupakan salah satu segi pemeliharaan yang cukup penting. Gulma apabila tidak di berantas merupakan saingan bagi tanaman kemiri sunan, baik hara, air maupun udara. Beberapa jenis gulma yang biasa berkembang di areal terbuka antara lain adalah alang-alang (Imperata cylindrica), rumput teki (Cyperus rotundus)), serta gulma berdaun lebar seperti babadotan (Ageratum conyzoides) dan beberapa jenis gulma lainnya. Pengendalian gulma ini diprioritaskan dilakukan secara mekanik melalui penyiangan, jika perkembangan gulma tidak dapat diatasi secara mekanik, maka pilihan terakhir dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan herbisida.


Jenis herbisida yang akan dipakai adalah herbisida dari kelompok herbisida yang sudah mendapat rekomendasi dari Komisi Pestisida atau institusi yang berwenang. Frekuensi penggunaan herbisida diupayakan seminimal mungkin yang masih mampu mengendalikan pertumbuhan gulma. Penggunaan tanaman sela seperti jagung selain untuk menambah pendapatan petani juga berfungsi menekan pertumbuhan gulma dan untuk mengurangi laju erosi tanah.


  • Pemeliharaan piringan dan jalan panen

Piringan dan jalan panen merupakan sarana yang terpenting dari sarana yang ada, terutama yang berkaitan dengan masalah produksi. Piringan yang berfungsi sebagai tempat peyebaran pupuk serta tempat jatuhnya buah serta mempermudah pengumpulan dan pengangkutan buah, sedang jalan panen berfungsi sebagai jalan untuk mengangkut buah.


Baik piringan maupun jalan panen memerlukan perawatan yang baik agar dapat berfungsi dengan baik. Pembersihan piringan dilakukan secara mekanis maupun secara kimia atau kombinasi dari keduanya, dengan menyingkirkan semua jenis gulma dari permukaan tanah yang terdapat di daerah piringan. Pelaksanaan perawatan jalan panen dilakukan bersama-sama dengan saat membersihkan piringan kemiri sunan, baik secara mekanik maupun secara kimia.


Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar tanaman, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, serta jenis dan takaran pupuk. Selain pupuk organik juga pupuk anorganik berupa pupuk mejemuk lengkap (NPK).


Dengan kemajuan teknologi, telah dikenal Pupuk Majemuk Lengkap Tablet (PMLT) yaitu pupuk yang memiliki karakteristik slow release fertilizer dan mengandung beberapa unsur hara bahkan ada yang dilengkapi dengan unsur mikro spesifik. Pelepasan unsur hara oleh PMLT berjalan secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama sehingga dapat dimafaatkan oleh tanaman semaksimal mungkin sesuai kebutuhan. Adapun takaran pemupukan TBM kemiri sunan secara umum disajikan pada Tabel 8. Untuk efektivitas dan efisiensi, rekomendasi takaran penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan hasil analisis jaringan tanaman dan tanah yang dilakukan secara periodik setiap tahun atau menurut kebutuhan.


Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman yang baru ditanam seringkali mengalami gangguan hama dan penyakit sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hama yang menyerang tanaman kemiri sunan secara umum sama dengan yang menyerang tanaman spesies A.molluccana, seperti tungau, moluska dan penggerek batang. Hama penggerek yang menyerang akar kemiri adalah dari golongan rayap. Sedang hama yang menyerang buah/biji antara lain larva Dacus sp dan kumbang penggerek buah.


Dari segi penyakit antara lain: jamur akar putih dan jamur akar coklat, hawar daun cendawan, penyakit antraknosa, dan penyakit gugur buah muda. Untuk melakukan pengendalian penyakit jamur akar hanya dilakukan tindakan pencegahan yaitu mencegah infeksi akar yang terbuka. Pengendalian penyakit tanaman dilakukan dengan menggunakan pestisida yang sudah mendapat rekomendasi dari komisi pestisida atau institusi yang berwenang. Cara penanggulangan hama adalah dengan menyemprotkan insektisida 0,2% pada permukaan daun dan batang. Untuk penyakit menggunakan larutan fungisida 0,2%. Sedang untuk insektisida/fungisida nabati digunakan dengan konsentrasi 10-15%.


  • Pemangkasan tunas air (wiwil)

Pemangkasan wiwilan adalah tahap pemeliharaan tanaman yang tujuannya ialah membuang cabang-cabang yang tumbuh tidak semestinya untuk mempermudah pemeliharaan, memperbaiki peredaran udara, dan memperlancar penyerbukan alami. Selanjutnya pada tanaman yang telah berumur lebih 4 tahun, pemangkasan dilakukan sekali dalam 6 bulan.


  • Pengendalian drainase

Kemiri sunan akan mengalami gangguan dalam pertumbuhannya dan terlambat untuk berbuah dengan baik jika lahannya tergenang air, oleh karena itu pengendalian drainase merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan dengan pembuatan atau pemeliharaan parit-parit dan saluran air. Saluran air yang baik dibangun berukuran 2 x 1 x 1,5 m3 untuk saluran primer; 0,8 x 0,5 x 0,6 m3 untuk saluran sekunder, dan 0,6 x 0,4 x 0,4 m3 untuk saluran tersier.


  • Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

Kegiatan pemeliharaan tanaman yang telah menghasilkan hampir sama dengan tanaman yang belum menghasilkan, yang berbeda hanya pada takaran pemupukannya. Takaran pemupukan tanaman yang telah menghasilkan lebih tinggi dari pada tanaman yang belum menghasilkan, karena tanaman yang telah menghasilkan memerlukan hara yang relatif lebih tinggi untuk pertumbuhan dan pembentukan buah. Oleh sebab itu dampak yang ditimbulkan oleh residu pupuk tentu lebih besar dari pada pemeliharaan pada tanaman yang belum menghasilkan. Disamping itu juga dilaksanakan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, agar produksi tetap optimal. Pemeliharaan pada tanaman menghasilkan meliputi:


  • Pengendalian gulma

Dalam pengendalian gulma, dilakukan dengan beberapa cara antara lain: secara manual yaitu menyiang, menggaruk gulma di sekitar tanaman atau piringan pokok; dan secara kimia yaitu dengan menggunakan bahan kimia pemberantas gulma (herbisida). Penggunaan herbisida disarankan herbisida organik yang ramah lingkungan. Adapun jenis herbisida yang umum digunakan di kebun adalah Round- Up, Ally, dan Gramoxone. Penggunaan jenis dan takaran herbisida kimiawi disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan gulma di kebun.


  • Pengendalian hama dan penyakit

Jenis hama yang menyerang kemiri sunan diantaranya ulat api dan ulat kantung. Untuk mengendalikan hama seperti ulat api, belalang, kutu daun dan ulat kantong dilakukan dengan memakai bahan kimia seperti decis dengan takaran 0,72 ltr/ha. Penggunaan jenis dan takaran pestisida disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan dan serangan hama di kebun.


Jenis-jenis penyakit tanaman kemiri sunan antara lain penyakit hawar daun, jamur akar putih dan penyakit akar coklat. Untuk melakukan pengendalian penyakit tersebut hanya tindakan pencegahan yang dilakukan dengan cara menimbunkan tanah di sekitar pangkal batang untuk mencegah infeksi akar yang terbuka.


  • Pemangkasan wiwil

Pemangkasan wiwilan adalah tahap pemeliharaan tanaman yang tujuannya membuang tunas-tunas yang tumbuh di batang, mempermudah pemeliharaan, memperbaiki peredaran udara dan pertumbuhan tanaman. Periode wiwil untuk tanaman menghasilkan dimulai pada tanaman berumur > 38 bulan. Selanjutnya pada tanaman yang telah berumur lebih 4 tahun, pemangkasan dilakukan sekali dalam setahun setiap 6 bulan pertama.


Pemupukan

Takaran pemupukan tanaman yang telah menghasilkan lebih tinggi dari pada tanaman yang belum menghasilkan, hal ini disebabkan tanaman yang telah menghasilkan memerlukan hara yang relatif lebih tinggi untuk pertumbuhan buah. Oleh sebab itu dampak yang ditimbulkan dari residu pupuk tentu lebih besar dibandingkan dengan residu pupuk pada tanaman yang belum menghasilkan. Adapun takaran pemupukan TBM kemiri sunan dan dosis pemupukan tanaman kemiri sunan setelah umur 3 tahun secara umum. Untuk efektivitas dan efisiensi, rekomendasi takaran penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan hasil analisis jaringan tanaman dan tanah yang dilakukan secara periodik setiap tahun atau menurut kebutuhan.


Pemungutan Hasil

  • Pemanenan Buah Segar (BS)

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 3 tahun setelah masa penanaman karena sebagian kebun telah berproduksi. Buah kemiri sunan yang telah matang fisiologis secara alami akan jatuh dengan sendirinya. Oleh karena itu pemanenan cukup dilakukan dengan cara mengambil buah yang telah jatuh. Kriteria buah yang bisa dipanen adalah ditunjukkan dari perubahan warna kulit buah, dari warna hijau menjadi hijau kekuningan atau kecokelatan. Hasil panen buah kemiri sunan diangkut ke tempat penimbunan (emplasment) untuk kemudian diolah lebih lanjut.


  • Pengolahan BS Menjadi Biji Kering

Buah hasil panen dikering-anginkan di tempat penyimpanan sampai sabutnya retak-retak. Hal ini dilakukan untuk memperoleh tingkat kematangan buah yang seragam. Pengupasan buah dilakukan secara manual untuk memisahkan kulit buah dari biji. Kulit buah dikumpulkan dalam tempat khusus terpisah dari biji untuk diproses lebih lanjut. Biji kemiri sunan selanjutnya dikeringkan sampai mencapai kadar air < 10%, dipaking menggunakan karung goni dan disimpan dalam gudang. Pengeringan biji bisa dilakukan di bawah sinar matahari, atau menggunakan blower dengan udara yang dipanaskan.


  • Pengupasan Kulit Biji

Biji kemiri sunan dilapisi kulit yang menyerupai tempurung dan untuk memudahkan ekstraksi minyak dari kernelnya maka kulit biji harus dibuka dan dipisahkan. Pengupasan kulit biji dapat dilakukan secara manual maupun menggunkana mesin decorticator, tergantung jumlah biji yang akan dikupas.


  • Pengepresan (ekstraksi)

Pengepresan atau ekstraksi ditujukan untuk mengeluarkan minyak dari kernel kemiri sunan. Pengepresan dapat dilakukan menggunakan hidrolik manual (Gambar 28a), hidrolik elektrik (Gambar 28b), atau alat press berulir (Gambar 28c). Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan. Tekanan yang digunakan dapat sekitar 140,6 kg/cm2.


Besarnya tekanan yang digunakan akan mempengaruhi jumlah minyak yang dihasilkan. Metode pengepresan merupakan metode yang sederhana untuk mendapatkan minyak dari biji. Pengepresan menggunakan hidrolik elektronik memiliki cara kerja yang sama dengan hidrolik manual, namun pada hidrolik elektronik dilengkapi dengan peralatan elektronik sebagai sumber tenaga untuk menggerakan hidroliknya. Alat pengepresan hidrolik elektronik dilengkapi pula dengan peralatan pemanas (heater).


Demikian penjelasan artikel diatas tentang Budidaya Kemiri Sunan – Perawatan, Bibit, Analisa, Stek, Gambar semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia web kami Terimakasih…………….


Baca juga :