Penyakit Sapi Beserta Pencegahan dan Pengobatannya
Sapi adalah hewan menyusui yang tergolong hewan ternak. Di Indonesia sendiri ada beragam jenis sapi yang bisa diternakkan, seperti sapi brahman, sapi simmental, sapi chianina, dan sapi limosin. Hampir di semua negara yang memiliki wilayah peternakan memilih sapi untuk diternakkan. Hasil dari peternakan sapi, biasanya tidak lepas dari makanan pokok, seperti daging dan susu. Menjaga tempat tinggal maupun kesehatan sapi juga sangatlah penting untuk diperhatikan dan diawasi secara maksimal. Sehingga bisa menghasilkan hasil ternak yang juga berkualitas. Sebagai peternak sebaiknya rutin memeriksakan kesehatan ternaknya agar tetap sehat.
Namun, ada beragam faktor yang bisa memengaruhi kesehatan sapi, faktor-faktor ini biasanya luput dari perhatian. Munculnya gejala gangguan kesehatan bisa dipengaruhi oleh lingkungan seperti kendang yang tidak pernah dibersihkan, udara yang tercemar. Selain itu ada pula dari segi internal seperti penyakit menular dari sapi lain yang berada dalam kendang yang sama. Oleh karena itu, layaknya peternak melakukan pengecekan kesehatan dan kondisi sapi sebelum ditempatkan dalam kandang yang sama dengan sapi lain.
Berikut ini, akan kami informasikan beberapa penyakit pada sapi yang patut dipahami. Penyembuhan sapi yang terlanjur sakit kerap membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga sebelum hal tersebut terjadi, segeralah lakukan pencegahan, karena lebih baik mencegah daripada mengobati. Selain itu, pada artikel ini kami juga akan menginformasikan bagaiman mengobati sapi yang sedang sakit.
1. Cacingan
Hewan ternak yang dipelihara dengan cara tradisional kerap menderita penyakit cacingan. Biasanya anak sapi cacingan lebih sering ditemui dibandingkan sapi dewasa. Penyakit cacingan pada sapi disebut helminthiasis dan termasuk penyakit yang mudah diobati tergantung banyaknya jumlah cacing dalam tubuh sapi. Biasanya penyakit ini disebabkan oleh komposisi pakan yang kurang bersih. Adapun gejala umum yang kerap ditimbulkan penyakit ini, yaitu nafsu makan berkurang sehingga menyebabkan penurunan bobot pada sapi dan buang air besar yang tidak teratur. Selain itu, tanda lain bisa dilihat dari mata sapi yang terlihat sayu disertai pergerakan yang lemah, serta mulut yang terlihat kering.
Cacing yang biasanya menyerang adalah jenis cacing pita dan cacing hati. Adapun cara pengobatan yang bisa dilakukan adalah memberikan obat cacing secara teratur disertai dengan keadaan kandang yang selalu kering. Obat cacing yang kerap dianjurkan oleh dokter hewan adalah Avermectin dan Benzimidazol, akan tetapi konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter hewan sebelum memberikannya kepada sapi. Selain itu, apabila terdapat sisa pakan yang tidak habis dimakan oleh sapi, maka sebaiknya segera dibuang karena bisa jadi menjadi tempat perkembang biakan beragam parasit.
2. Anthrax
Radang limpa atau penyakit anthrax disebabkan oleh bakteri yang berasal dari makanan. Makanan tersebut biasanya mengandung bakteri Basillus anthracis. Jenis bakteri ini memiliki daya tahan yang tinggi sehingga desinfektan sekalipun tidak akan mampu melumpuhkannya. Pada kenyataannya, bakteri ini bisa juga menyebar melalui udara dan masuk melalui pernafasan ke dalam tubuh sapi. Selain itu, bakteri ini juga bisa berada pada tanah yang terkontaminasi dengan bakteri dan masuk ke dalam tubuh melalui luka pada tubuh sapi. Bakteri ini juga akan semakin mudah masuk ke dalam tubuh apabila sapi mengalami kelelahan. Gejalanya bisa beragam, seperti demam, lemah, diare, timbulnya bengkak pada bagian perut, dan juga pendarahan pada mulut, lubang hidung, dan juga anus.
Jika gejala tersebut mucul, maka sebaiknya Anda tidak terlalu mendekat ke sapi, karena penyakit ini juga bisa menyebar ke manusia melalui udara maupun luka. Untuk mencegahnya maka dilakukan vaksin secara rutin, memberikan rumput bersih untuk dikonsumsi, dan menjaga kebersihan kandang. Untuk pengobatannya, Anda bisa memberikan antibiotik Penisilin G, Streptomycin, dan Oxytetracyclin.
3. Ingusan
Sama seperti pada manusia, ingusan pada sapi juga disebabkan oleh virus tetapi jenis virus yang berbeda. Virus penyebab ingusan pada sapi disebut virus Gamma Herpesvirinae dan ditularkan dari sesama ternak, seperti domba. Penyakit ini bisa tertular lantaran seringnya domba dan sapi bercampur pada suatu wilayah ketika digembalakan dan kesamaan tempat makan, di mana sapi bisa jadi memakan rumput bekas domba maupun sebaliknya. Gejala yang ditimbulkan biasanya bagian moncong sapi yang terlihat kering atau mengeluarkan nanah, keluarnya cairan kental pada mata dan hidung, sulit bernafas dan tubuh melemah.
4. Scabies
Scabies atau kudis menular melalui lalat dan keadaan kandang yang kotor dan lembab. Kotoran yang berada di kandang ini biasanya terkontaminasi tungau dan menyebar ke sapi lain melalui sapi yang sudah terjangkit penyakit ini. Sebagai peternak, Anda juga harus berhati-hati karena penyakit ini juga kerap menyebar ke manusia. Gejala awal dari penyakit ini yaitu, timbulnya tanda seperti gatal-gatal, sehingga sapi yang terjangkiti sering menggosok-gosokkan badannya pada permukaan dinding kandang atau sapi terkadang menggigit tubuhnya. Selain itu, munculnya kerak berwarna keabu-abuan pada tubuh sapi dan juga bulu yang mulai rontok.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah ventilasi maupun jalan keluar masuk udara pada kandang harus bagus, sehingga kebersihan udara dari kandang sapi bisa tetap terjaga. Selain itu, usahakan menjaga kandang agar tetap kering dan bersih. Pengobatan pada sapi yang telah terjangkit penyakit ini bisa dimulai dengan memberikan obat yang diolah sendiri, seperti minyak kelapa yang dicampur kapur barus lalu digosokkan pada kulit sapi yang berkerak tersebut. Bisa juga menggunakan serbuk belerang yang dicampur kunyit serta minyak kelapa panas kemudian digosokkan pada permukaan kulit sapi.
5. Ngorok
Nama lain untuk penyakit ini adalah Septichaemia Epizootic yang disebabkan oleh kuman Pastuerella multocoda serotipe dan Pastuerella multocida serotipe. Kuman ini kerap mengintai ternak sapi yang sistem imunnya menurun akibat kelelahan. Bisa juga disebabkan oleh pakan yang berkualitas rendah disertai dengan keadaan kandang yang selalu lembab dan kotor. Penyakit ini bisa menular ke ternak lain melalui makanan, air liur, dan urine, sehingga ternak yang telah terkontaminasi dengan penyakit ini sebaiknya dihindarkan dengan cara memisahkan kandangnya dengan sapi yang sehat.
6. Mubeng
Penyakit mubeng pada ternak sapi terjadi karena adanya perkembangbiakan parasite dalam darah sapi dan mengakibatkan menurunnya kadar glukosa. Dengan menurunnya kadar glukosa maka akan berdampak pada tubuh sapi, seperti menurunnya nafsu makan dan munculnya stress. Sebagai tambahan informasi bahwa penyakit ini juga dikenal dengan nama Surra. Adapun bentuk penyebarannya adalah melalui gigitan lalat dan juga kutu yang kerap berada di tubuh sapi. Penyakit ini patut diwaspadai karena bisa menyebabkan kematina pada sapi maupun kerbau, dan kerap menyerang ternak pada saat cuaca sedang lembab, seperti di musim hujan.
Gejala yang biasanya timbul adalah pergerakan dan aktivitas sapi yang tidak teratur, seperti terlihat sempoyongan dan kejang-kejang. Selain itu, menurunnya nafsu makan disertai demam dan rontoknya bulu. Bagi para peternak jika ingin mencegah timbulnya penyakit ini, bisa melakukan penyemprotan insektisida pada kandang. Seperti yang kita tahu, insektisida akan mencegah serangga yang akan menjadi parasit. Selain itu, dianjurkan juga untuk segera membuang sisa pakan yang tidak dimakan oleh sapi, dan juga jangan membiarkan sapi mengalami infeksi luka. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah melakukan karantina pada sapi yang terjangkit dan secara rutin memberikan obat-obatan yang telah dikonsultasikan kepada dokter hewan. Serta memberikan jenis pakan untuk penggemukan sapi.
7. Kuku Busuk
Penyakit kuku busuk kerap disebut Foot Rot dan disebabkan oleh bakteri fusiformis yang masuk melalui bagian celah kuku sapi. Apabila bakteri ini telah masuk makan akan bertahan dan berkembang biak di sana dan kelamaan akan membuat kelumpuhan pada telapak kaki sapi. Jika hal ini terjadi, maka tentu saja sapi tidak akan mampu untuk berjalan. Penyebab masuknya bakteri ini bisa terjadi karena keadaan tanah yang telah terkontaminasi ditambah dengan telapak kaki sapi yang terluka. Luka tersebut bisa menjadi jalan masuknya bakteri.
Gejala paling umum yang sering terjadi adalah munculnya pembengkakan pada tumit sapi, keluarnya cairan berwarna kuning yang busuk dari kuku. Selain itu, sapi akan terlihat berjalan tidak normal lantaran timbulnya rasa sakit pada telapak kaki, sehingga menyebabkan pincang. Untuk mencegah kutu busuk ini Anda bisa melakukan pembersihan kandang secara rutin untuk mencegah bakteri dan juga sering-seringlah membersihkan kuku sapi. Pengobatan yang bisa dilakukan jika sapi sudah menderita penyakit ini adalah merendam kaki sapi dengan cairan formalin, dan juga Anda bisa menyuntik cairan sulfat dan antibiotik yang sesuai resep dokter.
8. Demam
Nama lain penyakit demam pada sapi adalah Bovine Ephemeral Fever dan disebabkan oleh nyamuk dan lalat yang menggigit kulit sapi. Ciri dan gejala penyakit ini adalah menurunnya sistem imun sapi yang berakibat pada tubuhnya yang menunjukkan gejala lesu disertai suhu tubuh yang sangat tinggi dan juga sapi akan kesulitan menggerakkan tubuh, apalagi untuk berdiri. Selain itu, timbul juga gejala keluarnya cairan pada mata dan hidung, serta menurunnya nafsu makan.
Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit demam pada sapi adalah menjaga agar kandang tetap bersih dengan memberikan insektisida secara teratur. Karena penyakit ini tergolong mudah diobati, maka yang bisa peternak lakukan adalah hanya memberikan obat yang bisa menurunkan suhu tubuh dan memberikan asupan air minum yang banyak kepada sapi. Peternak juga bisa memberikan obat yang diracik sendiri, yaitu gula merah yang dicampur dengan garam dapur dan diberikan kepada sapi secara teratur. Namun, sebaiknya tetap melakukan konsultasi dengan dokter hewan.
Itulah beberapa jenis penyakit sapi yang kerap dialaminya. Dan semoga informasi tentang pencegahan dan pengobatannya bisa membantu Anda dalam merawat hewan ternak sehingga sapi Anda bisa kembali sehat. Akan tetapi, perlu diingat agar lebih teliti dan berusaha menghindari penggunaan obat-obatan yang kedaluwarsa, dan juga rajinlah melakukan konsultasi dengan dokter hewan perihal kondisi kesehatan ternak sapi Anda.
Baca Juga :
- Jenis Pakan Cacing Tanah dan Cara Membuatnya
- 15+ Jenis Hewan Yang Hidup Menyendiri
- 7+ Jenis Hewan Di Kawasan Neartik
- 9+ Perbedaan Cupang Jantan Dan Betina
- 8+ Fakta Hewan Kungkang yang Perlu Diketahui
- Hukum Memelihara Burung Menurut Islam
- 8 Hewan Paling Lambat di Dunia
- 11+ Hewan Dengan Gigitan Terkuat di Dunia
- 17+ Hewan Paling Beracun di Dunia
- 17+ Jenis-Jenis Naga yang Bisa Anda Ketahui