Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung
Tahukah Anda tentang Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung? Tanaman yang termasuk ke dalam famili atau suku poaceae ini adalah jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat mengandung
Selain itu jagung dapat dikonsumsi dengan cara direbus, dibakar dan lain sebagainya. Dalam ilmu penggolongan tumbuhan, jagung memiliki nama ilmiah Zea mays L. untuk lebih jelas mengenai klasifikasi dan morfologi tanaman jagung berikut penjelasannya.
Klasifikasi Tanaman Jagung
Dalam taksonomi atau sistematika tumbuh-tumbuhan, Klasifikasi Jagung antara lain :
- Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
- Divisi atau fillum : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledoneae (Tumbuhan dengan biji berkeping satu)
- Ordo / bangsa : Poales
- Famili atau suku : Poaceae
- Genus atau marga : Zea
- Spesies / jenis : Zea mays L.
Morfologi Tanaman Jagung
Untuk mengetahui ciri tanaman ini, berikut adalah morfologi tanaman jagung yang harus Anda ketahui :
1. Morfologi Akar Tanaman Jagung
Sistem perakaran pada tanaman jagung adalah akar serabut dengan kedalaman hingga 8 meter, namun sebagian besar berada pada kedalaman sekitar 2 meter.
Tanaman jagung yang sudah dewasa akan tumbuh akar adventif dari buku-buku batang tanaman jagung bagian bawah yang dapat membantu tanaman jagung menjadi tegak.
2. Batang Tanaman Jagung
Tanaman jagung memiliki batang yang tegak, mudah terlihat dan beruas-ruas. Ruas terbungkus oleh pelepah daun yang muncul dari buku. Tanaman jagung memiliki batang yang tidak mengandung banyak lignin.
3. Morfologi Daun Tanaman Jagung
Daun pada tanaman jagung merupakan daun sempurna dengan bentuk yang memanjang. Kemudian daun yang dimiliki oleh tanaman jagung ini berwarna hijau muda pada saat masih muda, dan berwarna hijau tua pada saat tanaman dewasa, serta berwarna kuning pada saat tanaman sudah tua.
Selain itu terdapat ligula antara pelepah daun dengan helai daun. Tanaman jagung memiliki daun yang tulang daunnya sejajar dengan ibu tulang daun tanaman jagung. Permukaan daun pada tanaman jagung ada yang berambut dan ada yang licin.
Daun tanaman jagung memiliki stomata yang berbentuk halter yang merupakan ciri khas yang dimiliki oleh tumbuhan yang termasuk ke dalam famili atau suku poaceae.
Setiap stomata pada tanaman daun dikelilingi oleh sel – sel epidermis yang berbentuk seperti kipas.
Struktur tersebut memiliki peran penting dalam melakukan respon tanaman untuk menanggapi defisit air pada sel-sel daun tanaman jagung.
4. Morfologi Bunga Tanaman Jagung
Bunga yang dimiliki oleh tanaman jagung terdiri atas bunga jantan dan bunga betina, yang masing-masing terpisah atau diklin dalam satu tanaman atau monoecious.
Setiap kuntum bunga tanaman jagung memiliki struktur yang khas dari bunga yang termasuk ke dalam famili / suku poaceae yang disebut sebagai floret. Pada tanaman jagung, sepasang glumae atau gulma membatasi dua floret.
Bunga jantan dapat tumbuh pada bagian puncak dari tanaman jagung, yang berupa karangan bunga atau inflorescence. Pada bunga tanaman jagung terdapat serbuk sari yang berwarna kuning dengan memiliki aroma yang khas.
5. Morfologi Tongkol Tanaman Jagung
Tongkol yang dimiliki oleh tanaman jagung tumbuh dari buku dan terdapat di antara batang daun dengan pelepah daun dari tanaman jagung.
Secara umum dalam satu tanaman jagung hanya dapat menghasilkan satu buah tongkol yang produktif, meskipun tanaman jagung memiliki sejumlah bunga betina.
Bunga jantan melakukan penyerbukaan sebanyak 2 hingga 5 hari lebih dulu daripada bunga betinanya.
Jenis-Jenis Jagung
Berdasarkan struktur dan bentuk biji jagung, maka dapat di kelompokan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
1. Jagung Gigi Kuda (Dent Corn)
Pada jagung jenis ini bagian pati yang keras berada pada sisi biji, sedangkan bagian yang terbilang lunak berada pada bagian tengah hingga ke ujung biji.
Pada saat biji dikeringkan maka pati yang lunak akan dengan cepat kehilangan air yang mengakibatkan bagian tersebut lebih mengerut dibandingkan pada bagian yang keras.
Hal ini mengakibatkan terjadi lekukan pada bagian atas biji. Biji jagung jenis ini memiliki bentuk yang cukup besar, berlekuk dan pipih.
2. Jagung Mutiara (Flint Corn)
Ciri yang paling utama pada jagung mutiara adalah bentuknya yakni bulat, licin, keras dan mengkilat. Pada bagian atas biji terdapat pati yang keras.
Pada saat biji jagung masak maka semua bagian mengkerut sehingga pada permukaan biji bagian atas berbentuk bulan dan licin.
Kebanyakan di Indonesia varietas lokalnya tergolong jenis biji mutiara. Mengapa hal ini banyak di Indonesia? karena jenis ini tahan terhadap serangan hama gudang.
3. Jagung Pod
Jagung ini merupakan jagung yang paling primitif dibandingkan jenis jagung lainnya. Mengapa dikatakan primitif karena ia terbungkus oleh glume atau kelobot yang mempunyai ukuran yang kecil.
Jenis ini tidak dibudidayakan secara komersial sehingga tidak banyak dikenal oleh masyarakat secara umum.
Ia dimanfaatkan oleh suku Indian dalam berbagai jenis upacara adat hal ini dikarenakan dipercaya oleh suku tersebut memiliki kekuatan magis yang tinggi.
4. Jagung QPM (Quality Protein Maize)
Jenis jagung QPM diketahui memiliki kandungan protein lisin dan triptopan yang sangat tinggi. Kandungan tersebut berada pada endospermnya.
Jagung ini juga mengandung gen opaque-2 (o2) yang mempunyai sifat yang cukup resesif dalam mengendalikan produksi lisin dan triptofan.
Kandungan Prolamin mengatur dan menyusun protein endosperm dengan kandungan lisin dan triptofan yang memiliki jumlah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis atau fraksi protein lainnya.
Ciri biji pada jagung ini adalah berwarna gelap hal ini dikarenakan kandungan protein yang sangat tinggi yang berada didalam endosperm.
5. Jangung Brondong (Pop Corn)
Jagung ini memiliki ukuran yang kecil, dimana endorsperm biji mengandung pati yang keras dengan persentase jauh lebih banyak dibanding dengan pati lunak. Pati lunak berada di tengah endorsperm.
Apabila biji jagung ini dipanaskan dan uap masuk kedalam biji maka yang terjadi adalah jagung membesar dan berakhir dengan pecahnya biji jagung tersebut.
6. Jangung Minyak Tinggi
Jenis jagung ini mempunyai kandungan minyak lebih dari 6 %. Secara umum jagung memiliki kandungan minyak sebesar 3 hingga 5 %.
Jagung ini sebanyak sekitar 85% dari total biji mengandung minyak biji terdapat di dalam scutelum.
Perlu diketahui bahwa jagung minyak tinggi berperan sangat penting didalam industri makanan, sebagai contoh penggunaannya untuk minyak goreng dan margarin serta industri pakan ternak.
Apabila hewan ternak mengkosumsi jagung minyak tinggi maka akan berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Jenis jagung ini memiliki tipe biji yang sangat beragam bisa berupa flint ataupun dent.
7. Jangung Manis (Sweet Corn)
Ciri biji jagung manis saat dimasak adalah keriput dan terlihat transparan. Biji jagung ini sebelum dilakukan pemanasan terkandung kadar gula water-soluble polysccharride, WSP yang jauh lebih tinggi dibandingkan pati.
Secara umum kandungan gula jagung manis akan jauh lebih tinggi sekitar 4-8 kali lipat bila dibandingkan jagung normal yang berada pada usia sekitar 18-22 hari setelah proses penyerbukan terjadi, perlu dikatahui bahwa sifat ini sangat ditentukan oleh gen sugary (su) yang resesif.
8. Jagung Pulut
Jangung pulut mempunyai kandungan pati yang hampir sempurna yakni mendekati 100% amilopektin.
Hal ini disebabkan karena adanya gen tunggal waxy (wx) bersifat resesif epistasis berada didalam kromosom sembilan tentunya secara nyata mampu mempengaruhi komposisi kimiawi pati, sehingga akumulasi bahan amilosa terbilang cukup sedikit.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan mengenai Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung. Semoga bisa membantu.
Baca Juga :
- Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sawo
- Tanda Tanaman Padi Siap Panen
- Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Resam
- Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bunga Nusa Indah
- Jenis Varietas Padi yang Sering Digunakan
- Musang Pandan
- Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi
- Tips dan Cara Memilih Benih Padi yang Berkualitas
- Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cabai Rawit
- Pengertian Budidaya Tanaman Menurut Para Ahli